Monday, March 14, 2011

Bocah Berkelamin Ganda Pilih Jadi waria


Bocah 6 tahun dari Kabupaten Bandung, Jawa Barat ini punya kelainan. Ina, namanya, terlahir sebagai bayi perempuan berdasarkan akte kelahirannya. Tapi Dokter spesialis bedah Urologi tak bisa memastikan jenis kelamin anak pertama pasangan Rani Marlinda dan Darmin ini. "Tanda-tanda kelamin sekunder wanita dan prianya tidak ketemu," katadokter Bambang Sasongko, spesialis bedah urologi, Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Kamis (10/3).

Ina disebut menderita hemaproditism, atau berkelamin ganda. Ina masuk Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung sejak 17 Februari. Ia baru diperiksa menyeluruh oleh tim dokter pada Kamis (10/3). Menurut ibunya, Rani, Ina dalam kesehariannya suka berpakaian dan bermain dengan bocah lelaki. Ia gemar sepakbola dan mobil-mobilan. "Karena itu dia dan kami minta dioperasi menjadi laki-laki," kata ibu berusia 23 tahun ini.

Tim dokter memeriksa lengkap dengan metode laparoskopi. Cara ini bertujuan membuktikan tanda-tanda kelamin ganda pada tubuh pasien. Walau terlahir sebagai perempuan, fisik pasien seperti laki-laki. Alat genital pasien, kata dokter Bambang, terdiri dari semacam penis dan kantong zakar. "Tapi tidak ada isinya," dia menuturkan.

Kasus kelamin ganda tergolong langka. Bambang memoerkirakan perbandingannya satu diantara 200 ribu kelahiran. Pasien operasi untuk memperjelas jenis kelamin ke RS Hasan Sadikin. Tapi pada kasus terbaru ini, tim dokter meminta keluarga pasien kembali memeriksa ulang hasil tes genetis dari RS Rajawali, Bandung. Ina semula dites di RS Rajawali, namun hasil tesnya masih diragukan.

Tim dokter RS Hasan Sadikin berencana membahas kembali hasil tes dengan melibatkan antara lain, bidan, psikiater, dan bedah urologi. Keluarga akan ditanya tentang jenis kelamin harapan mereka karena pasien masih dibawah umur. "Kalau dibikin jadi perempuan operasinya lebih susah karena harus buat vagina baru," dia menuturkan.

Hermaproditism, kata Bambang, berarti ada tanda-tanda laki-laki dan perempuan dalam tubuh seseorang. Tapi seluruh tanda itu tidak ada yang sempurna. "Penyebabnya ada kelainan pada masa kehamilan muda, atau mungkin juga dari obat atau jamu yang dikonsumsi ibunya," katanya.

Sambil menunggu hasil pemeriksaan lanjutan, Rani dan keluarga ingin memboyong anaknya ke rumah.

0 comments:

Post a Comment